Sabtu, 04 Juli 2020


“Dav, benarkah kamu ingin pergi ?” kata Vira dengan nada yang agak meninggi.
“Iya Vir, kamu tahu sendiri kan bagaimana kalau Rara sedang marah”. Davi berkata terburu-buru sambil merapikan baju-bajunya yang asal-asalan ke dalam ransel.
“Ya, tapi kamu mau seperti ini terus? Rara marah setiap waktu dan kamu meninggalkan semua yang sedang kamu kerjakan disini? hanya memastikan si Rara di sana sedang melakukan apa?”
“Iya, kalo aku tidak tahu bagaimana kondisi Rara di sana, mana bisa aku berkonsentrasi mengerjakan semua pekerjaan aku Vir, harusnya kamu paham kan!”
“Ya tapi Dav, jelas pekerjaan ini akan berantakan, kan kamu pergi ke sana tidak bisa sehari langsung sampai lagi ke sini Dav“.
Please vir, aku mohon kamu mengerti ya. Bantu aku kali ini, aku sangat kebingungan kalau si Rara tidak bisa diubungi seperti sekarang ini“.
“Dav, kamu tidak bisa hidup seperti ini terus. Hidup kamu diatur-atur sama Rara”.
“Tidak Vir, hidupku tidak diatur Rara, ini semuanya keinginanku sendiri, tolong paham ya”. Ungkap Davi terakhir kalinya sebelum mobil yang dipesannya membawanya ke stasiun kereta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar